mbsmu.com Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.HI. -------------------------------------------------------- Assalamu'alaikum Wr.Wb....
Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.HI.
--------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Sahabatku seiman dan seagama, Apabila kita perhatikan manusia yang ada di sekitar kita, niscaya kita akan menemukan 4 model manusia sebagai berikut:
--------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Sahabatku seiman dan seagama, Apabila kita perhatikan manusia yang ada di sekitar kita, niscaya kita akan menemukan 4 model manusia sebagai berikut:
1. Manusia yang taat kepada Allah dan hidupnya bahagia.
2. Manusia yang taat kepada Allah tapi hidupnya susah.
3. Manusia yang ahli maksiat tapi hidupnya bahagia.
4. Manusia yang ahli maksiat dan hidupnya sengsara.
Apabila anda berada pada urutan nomor satu, itu hal yang wajar dan biasa, karena Allah berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ -٩٧-
Imam al-Razi mengatakan, bahwa disebutkannya kata dzakar dan untsa di dalam ayat, yang berarti laki-laki atau perempuan, adalah dalam rangka mubalaghah dan isbat, (meyakinkan) bahwa ketaatan kepada Allah yang berupa keimanan dan amal shalih, baik yang dilakukan oleh seorang laki-laki ataupun perempuan, akan diberikan kepadanya kebahagiaan dunia dan akhirat. (lihat tafsir mafatih al-Ghoib juz.20/114)
Bila anda berada pada nomor 4, ini juga sangat lumrah. Karena Allah katakan:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى -١٢٤-
“Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Thaha: 124).
Ibn ‘Asyur menjelaskan bahwa orang-orang yang menjauh dari hidayah, berpaling dari mengingat Allah swt, maka kehidupannya akan dijadikan sempit oleh Allah, lebih lanjut beliau menerangkan, kesempitan hidup bukan berarti dia tidak memiliki harta benda dan segala kemewahan dunia, akan tetapi, sempitnya hidup disebabkan karena sempitnya hati dan keimanannya. (lihat tafsir al-tahrir wa tanwir ibn Asyur, juz 16/331)
Adapun bila anda berada pada nomor 2, barangkali ada dua kemungkinan:
Boleh jadi Allah mencintai anda dan Dia ingin menguji kesabaran anda, kemudian mengangkat derajatmu. Seperti firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ -١٥٥-
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Al Baqarah: 155)
Atau mungkin ada kelalaian dalam ibadah, sehingga perbuatan baik selalu ditunda-tunda, dosa-dosa kecil tidak segera ditaubati. Untuk itu Allah menguji anda supaya anda kembali kepada-Nya. Allah swt berfirman:
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ -٢١-
“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)” (As Sajdah: 21).
Syaikh Mustafa al-Maraghi ketika menafsirkan ayat ini berpendapat, bahwa siksa neraka itu biasanya ada muqaddimahnya (pendahuluan). Fungsi muqaddimatil ‘adzab, bisa jadi supaya pelaku maksiat segera bertaubat dan selamat dari siksa neraka, atau untuk melipat gandakan siksa yang dirasakan di dunia dan akhirat. (lihat tafsir al-Maraghi juz 21/116)
Namun bila anda berada pada posisi ke tiga, berhati-hatilah! Karena barangkali itu adalah istidraj.
Ini adalah posisi terburuk yang dihadapi oleh seorang manusia dan akibatnya sangat mengerikan. Azab dari Allah pasti datang jika anda tidak mengambil pelajaran dan taubat sebelum malaikat maut datang menghampiri..
Allah berfirman:
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ -٤٤-
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa” (Al An’am: 44).
Diriwayatkan dari Imam Ahmad, Rasulullah bersabda:
“Apabila kamu melihat Allah memberikan pemberian berupa dunia (harta) yang dia cintai dalam kemaksiatannya, maka itu adalah istidraj"
Menurut syaikh Muhammad Abduh, bahwa yang dimaksud dengan abwab kulli syai' adalah keluasan rizki, kesenangan hidup, kesehatan badan, keamanan dan kesenangan-kesenangan lainnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan, bahwa segala kenikmatan itu akan diambil dengan cara baghtah yang artinya tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Wal ‘iyadz billah. (lihat tafsir al-manar juz 7/414)
Semoga kita termasuk golongan yang Allah berikan kebaikan dunia dan akhirat...aamin
Wallahul musta’an
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS