seorang anak sedang membaca al qur'an / foto: quranacademy.us.com |
Dauroh adalah kegiatan khusus
dengan meluangkan waktu khusus dan dimungkinkan dilaksanakan di tempat yang khusus
untuk efektivitas kegiatan dan fokus mempelajari hal tertentu. Dauroh berasal
dari kata dara-yaduruu-dauroh yang
artinya pelatihan, sehingga para nara sumber ataupun Pelatih secara intensif akan
lebih fokus dalam mengelola pelatihan, peserta hanya mempelajari atau berlatih
hanya pada materi dan kegiatan yang di programkan, tidak dibebani dengan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelatihan.
Menghafal adalah
suatu aktivitas menanamkan suatu materi (ayat-ayat Al Quran) di dalam ingatan,
sehingga nantinya dapat diingat kembali (diucapkan kembali tanpa melihat teks)
sesuai dengan materi yang asli. Proses menghafal berbeda dengan mengingat. Mengingat
lebih mudah dilakukan karena dalam proses mengingat, otak akan menghubungkan sesuatu yang telah
diingat dengan materi yang baru, terjadi proses pemahaman sehingga mempercepat
tertanamnya materi ke dalam otak. Dalam memproduksi kembali ingatan yang telah
kita ingat tidak harus sama persis dengan redaksi yang telah kita ingat pada
awalnya karena terjadi proses pemahaman. Ini tidak sama dengan menghafal Al
Quran, menghafal adalah proses mengulang-ulang materi sehingga materi yang di
produksi (dihafalkan ulang) sama persis seperti materi pertama kali dihafalkan.
Menyempatkan waktu khusus
untuk menghafal Al Quran adalah penting. Tingkat keberhasilan menghafal Al
Quran dengan menggunakan waktu khusus lebih baik hasilnya dari pada menghafal
dengan menyisihkan waktu dalam sehari menggunakan beberapa menit atau beberapa
jam sedangkan waktu yang lain digunakan aktivitas lain yang tidak ada hubungannya
dengan menghafal. Hasil hafalan yang telah didapat akan tertindih dengan
kegiatan lain, sehingga hasil rekaman hafalan di otak akan terdegradasi. Pada
saat hafalan belum kuat maka akan terjadi kecenderungan untuk menghilang
sehingga pada esok harinya akan mengulang hafalan dari nol atau sebagian besar hafalan membekas dalam
jumlah yang tidak optimal.
Macam-macam Dauroh
Tahfidz Al Quran
Ziyadah
dalam Bahasa Arab adalah menambah,
berasal dari kata zaada – yaziidu ziyaadah (ziyaadatan) yang artinya bertambah.
Dalam kegiatan dauroh ini peserta atau santri dauroh menyetorkan hafalan kepada
seorang pendamping dauroh (mustamik) dalam sebuah halaqoh (kelompok belajar) yang terdiri dari 5 sampai dengan 10
santri dalam sehari terdiri dari 5 sampai dengan 7 halaqoh. Santri tidak mengulang hafalan yang telah disetorkan,
santri melanjutkan baris atau halaman berikutnya. Dalam dauroh ini dimungkinkan
santri akan mendapatkan hafalan yang banyak, dalam 2 bulan santri bisa mencapai
30 Juz bahkan bisa tercapai kurang dari 2
bulan. Akan tetapi santri masih mempunyai tanggungan untuk menguatkan
hafalannya dikemudian hari supaya hafalannya menetap atau tidak lupa.
Muroja’ah
berasal dari kata “rojaa yarji'u” dan
“muroja'atan” yang artinya adalah kembali. Dalam dauroh tahfidz Al Quran
muroja’ah santri dauroh mempunyai kewajiban untuk mengulang kembali hafalan
sebelumnya apabila akan menyetor hafalan baru untuk menjaga dari lupa dan
salah. Apabila hafalan sebelumnya lupa maka santri belum bisa melanjutkan
hafalan berikutnya. Dalam dauroh muroja’ah ini santri mempunyai hafalan
lebih menetap atau tidak lupa dari pada dauroh ziyadah. Dikemudian hari tanggungan untuk menguatkan
hafalan lebih ringan.
Mutqin,
berasal dari bahasa Arab yang memiliki
arti kuat. Dauroh mutqin, peserta di tuntut untuk menghafal sampai
hafalannya kuat melekat. Setoran peserta tidak cukup satu kali setoran hafalan,
akan tetapi bisa beberapa kali untuk memastikan bahwa hafalannya kuat, lancar dan benar. Apabila peserta sudah kuat
hafalannya, maka dikemudian hari peserta tinggal mengulang menghafalnya
untuk menjaga supaya tidak lupa. Dalam dauroh mutqin biasanya target
yang di tetapkan tidak sebanyak pada dauroh muroja’aah apalagi dauroh ziyadah,
karena fokus pada kuatnya hafalan yang diperoleh.
Apa
yang Diperoleh Peserta Dauroh?
Memperbaiki
Bacaan Al Quran (Tahsin), sebelum
menghafal peserta melaksanakan tilawah
Al Quran dahulu yakni: membaca Al Quran
dengan bacaan yang menampakkan huruf-hurufnya dan berhati-hati dalam melafazkannya
agar lebih mudah untuk memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya. Dalam
kegiatan ini peserta dauroh di dampingi untuk memperbagus bacaan Al-Quran
sesuai dengan tajwid, baik dari aspek makhraj huruf, sifat huruf, maupun
keindahan bacaan. Karena dilaksanakan dengan intensif dan fokus maka proses
memperbaiki bacaan akan lebih efektif, kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
sebelumnya dievaluasi dan langsung diperbaiki dan dilaksanakan secara terus
menerus sehingga hasil perbaikan tersebut menjadi permanen atau terjadi
habituasi atau pembiasaan yang baik dan benar dalam membaca Al Quran
benar-benar tertanam.
Menambah
Hafalan, bagi peserta yang baru memulai
menghafal maka dia mendapat hafalan baru. Peserta yang sebelumnya sudah
mempunyai hafalan tinggal melanjutkan hafalannya, apabila menginginkan lebih
kuat hafalan sebelumnya maka dia mengulang kembali, apabila peserta
menginginkan menambah hafalan maka tinggal melanjutkan saja. Peserta yang hafalannya pada tahap ziyadah
maka bisa meningkatkan pada tingkat murojaah atau bahkan mutqin.
Bagi peserta yang sudah sampai pada tahap muroja’ah bisa melanjutkan ke
tahap mutqin. Tambahan hafalan peserta tidak hanya pada jumlah baris,
halaman atau surat saja tapi tingkat kualitas kuatnya hafalan dilakukan dalam
kegiatan dauroh ini.
Menemukan Metode dan
Passion Menghafal
Suatu metode tidak selalu
tepat untuk seseorang. Satu metode menghafal cocok dengan seseorang belum tentu
cocok dengan orang lain. Ini terlihat dari variasi hasil yang dicapai dari satu
metode yang sama diterapkan pada beberapa orang. Dalam menghafal masing-masing peserta
mempunyai passion yang berbeda. Passion adalah keinginan
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai motivasi, keinginan, dan antusiasme.
Apabila peserta sudah menemukan metode yang cocok dengan dirinya dan menemukan
passion yang sesuai dalam menghafal
Al Quran maka akan lebih mudah menghafal Al Quran. Dalam dauroh akan menemukan
hal tersebut di atas yang tidak didapat dalam kegiatan menghafal yang dilakukan
dengan menyisihkan waktu beberapa menit atau beberapa jam dalam sehari, bahkan
kadang kegiatan menghafal tidak berkelanjutan hanya sekali waktu saja. Dalam
dauroh sangat dimungkinkan setiap peserta menghafal sesuai dengan metode dan passion
masing-masing.
Tumbuh
Cinta pada Al Quran
“Witèng
tresno jalaran songko kulino”. Ungkapan jawa di atas
mengambarkan bahwa kedekatan yang intens pada sesuatu dalam jangka tertentu dapat
menimbulkan cinta atau timbul rasa dekat. Mengkhususkan waktu tertentu dalam
menghafal Al Quran secara intensif akan menimbulkan rasa cinta pada Al Quran. Mungkin
dalam saat tertentu timbul kebosanan, namun suatu waktu akan muncul kerinduan
karena telah mengisi relung hatinya.
*) Imam Nur Kozin, Ketua
Majlis Dikdasmen PDM Trenggalek Periode 2015-2022, Ketua Penjamin Mutu PPM MBS
Trenggalek
COMMENTS