mbsmu.com Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I. ------------------------------------------------------- Assalamu'alaikum ...
Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
-------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah swt, dalam sebuah riwatay rasulullah saw bersabda :
Artinya : Dari Ibn Abbas dia berkata: suatu hari aku berada dibelakang Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, maka beliau bekata kepadaku: wahai ghulam (panggilan untuk seorang anak kecil), sesungguhnya aku hendak mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “ jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu!....(HR. Tirmidzi 2516)
Saudaraku se-iman dan se-aqidah. Pertanyaan mungkin muncul di benak kita setelah membaca penggalan hadis diatas. Rasulullah bersabda: “jagalah Allah” !. Pertanyaan itu adalah; “Bukankah Allah adalah Tuhan yang maha kuasa, yang maha berdiri sendiri, tidak ada yang bisa membahayakan-Nya baik yang di langit maupun di bumi?” Terus apanya yang dijaga dari Allah? Nah, inilah pembahasan kita pada tulisan kali ini, in syaa Allah.
Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud dalam bukunya “50 washiyah min washaya al-Rasul” men-syarah kata “ihfadz” (jagalah) ke dalam 3 makna:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ .................... هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya : Dari Ibn Abbas dia berkata: suatu hari aku berada dibelakang Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam, maka beliau bekata kepadaku: wahai ghulam (panggilan untuk seorang anak kecil), sesungguhnya aku hendak mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “ jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu!....(HR. Tirmidzi 2516)
Saudaraku se-iman dan se-aqidah. Pertanyaan mungkin muncul di benak kita setelah membaca penggalan hadis diatas. Rasulullah bersabda: “jagalah Allah” !. Pertanyaan itu adalah; “Bukankah Allah adalah Tuhan yang maha kuasa, yang maha berdiri sendiri, tidak ada yang bisa membahayakan-Nya baik yang di langit maupun di bumi?” Terus apanya yang dijaga dari Allah? Nah, inilah pembahasan kita pada tulisan kali ini, in syaa Allah.
Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud dalam bukunya “50 washiyah min washaya al-Rasul” men-syarah kata “ihfadz” (jagalah) ke dalam 3 makna:
1. Menjaga “hudud” (batasan yang telah di gariskan Allah)
2. Menjaga “huquq” (hak-hak Allah)
3. Menjaga “awamir wa nawaahi” (perintah dan larangan)
Tiga makna diatas dirangkum menjadi tiga perkara, yang sangat prioritas untuk dijaga:
A. Shalat. Hal ini dibuktikan dengan ayat-ayat yang menegaskan pentingnya ibadah shalat:
1. Perintah Allah untuk menjaga dan memelihara shalat
Peliharalah semua shalat itu dan shalat Wusthā. Dan laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan khusyuk.(QS al-Baqarah 238)
2. Pujian bagi yang menjaganya
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.Mereka itu dimuliakan di dalam surga.(QS al-Ma’arij 34-35)
2. Menjaga “huquq” (hak-hak Allah)
3. Menjaga “awamir wa nawaahi” (perintah dan larangan)
Tiga makna diatas dirangkum menjadi tiga perkara, yang sangat prioritas untuk dijaga:
A. Shalat. Hal ini dibuktikan dengan ayat-ayat yang menegaskan pentingnya ibadah shalat:
1. Perintah Allah untuk menjaga dan memelihara shalat
حَافِظُواْ عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى وَقُومُواْ لِلّهِ قَانِتِينَ -٢٣٨-
2. Pujian bagi yang menjaganya
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ -٣٤- أُوْلَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُّكْرَمُونَ -٣٥-
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.Mereka itu dimuliakan di dalam surga.(QS al-Ma’arij 34-35)
Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang memeliharanya (shalat), maka Allah berjanji akan memasukkanya ke dalam surga (HR Ahmad: 5/317)
3. Umar Bin Khattab setelah ditikam, dalam sakaratul mautnya, dengan air mata berlinang mengatakan:
“Allah 2X fissholah, laa haddza fil Islam liman taraka shalah, man hafidza shalah, hafidzahullah, wa man dhoyya’aha, dhoyya’ahullah.
(Allah ...Allah...shalat! tidak ada bagian dalam Islam bagi siapa yang meninggalkan shalat, siapa yang menjaganya, maka Allah akan menjaga dirinya, dan barangsiap yang menia-nyiakannya, maka Allah akan menyi-nyiakan dirinya. (lihat buku ihfadzillah yahfadzka syaikh ‘aid al-Qarni)
B. Hifdzul Aiman (menjaga Sumpah)
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَ لَهُ عِنْدَ الله عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الجَنّةَ
Siapa yang memeliharanya (shalat), maka Allah berjanji akan memasukkanya ke dalam surga (HR Ahmad: 5/317)
3. Umar Bin Khattab setelah ditikam, dalam sakaratul mautnya, dengan air mata berlinang mengatakan:
“Allah 2X fissholah, laa haddza fil Islam liman taraka shalah, man hafidza shalah, hafidzahullah, wa man dhoyya’aha, dhoyya’ahullah.
(Allah ...Allah...shalat! tidak ada bagian dalam Islam bagi siapa yang meninggalkan shalat, siapa yang menjaganya, maka Allah akan menjaga dirinya, dan barangsiap yang menia-nyiakannya, maka Allah akan menyi-nyiakan dirinya. (lihat buku ihfadzillah yahfadzka syaikh ‘aid al-Qarni)
B. Hifdzul Aiman (menjaga Sumpah)
Allah SWT berfirman:
“....dan jagalah sumpah-sumpahmu!...( QS al-Maidah 89)
Oleh karena itu para ulama sangat ketat menentukan syarat dalam bersumpah sumpah.
...... وَاحْفَظُواْ أَيْمَانَكُمْ .....
“....dan jagalah sumpah-sumpahmu!...( QS al-Maidah 89)
Oleh karena itu para ulama sangat ketat menentukan syarat dalam bersumpah sumpah.
Syaikh abdul Hamid Kisk dalam tafsirnya menyebutkan, bahwa Syaratt sumpah ada 3:
1. Bersumpah hanya dalam keadaan darurat
2. Hanya dengan menyebut nama Allah ketika bersumpah
3. Sumpah bukanlah untuk suatu kebohongan
Untuk itu, dalam syariat islam ditetapkan hukuman kafarat (denda) bagi orang yang melanggar sumpahnya dengan memberi makan kepada 10 orang miskin, atau memberinya pakaian, atau membebaskan budak, jika ketiganya tidak didapati, maka berpuasa 3 hari .(lihat surat al-Maidah: 89)
C. Hifdzul Ra'run wal Buthunun (Menjaga Kepala dan perut)
1. Bersumpah hanya dalam keadaan darurat
2. Hanya dengan menyebut nama Allah ketika bersumpah
3. Sumpah bukanlah untuk suatu kebohongan
Untuk itu, dalam syariat islam ditetapkan hukuman kafarat (denda) bagi orang yang melanggar sumpahnya dengan memberi makan kepada 10 orang miskin, atau memberinya pakaian, atau membebaskan budak, jika ketiganya tidak didapati, maka berpuasa 3 hari .(lihat surat al-Maidah: 89)
C. Hifdzul Ra'run wal Buthunun (Menjaga Kepala dan perut)
1. Menjaga kepala, yakni menjaga sesuatu yang ada padanya: mata, lisan, telinga.
Diusahakan untuk selalu berdzikir kepada Allah. Allah berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS al-Isra’ 36)
2. Menjaga perut, yakni apa yang ada dalam isinya: penyakit hati, termasuk juga makanan yang masuk kedalamnya. Halal atau haram.
3. Menjaga Lisan dan Farj, dalam hadis riwayat hakim, rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang menjaga apa yang ada di antara kedua janggutnya, dan kedua kakinya, masuk surga (HR Hakim 4/357)
Maka ketika seorang muslim dapat apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan, maka janji Allah baginya: “يحفظك” (dia –Allah- niscaya akan menjagamu. Karena al-jazaa’ min jinsil 'amal yang artinya balasan disesuaikan dengan perbuatan. Allah akan menjaga seorang muslim yang berusaha menjaga tiga hal diatas, dalam beberapa urusannya. Apakah itu?
Ibn Rajab al-Hanbaliy mengatakan bahwa penjagaan Allah terhadap seorang muslim mencakup 2 hal:
a. فى مصالح دنباه حفظه (menjaga urusan –kemaslahatan- dunianya), badannya, anaknya, keluarganya, dan hartanya.
Allah akan mengirimkan malaikat untuk menjaganya:
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. ......(QS al-Ra’d 11)
Ali bin Abi Thalib mengatakan:
Sesungguhnya bersama seseorang ada 2 malaikat yang menjaganya dalam setiap keadaan, kecuali datang qadar, ketika qadar datang, maka keduanya menghindar, dan sesungguhnya ajal itu berada dalam belenggu yang sangat rapat.
Allah akan rawat badan seseorang di masa tuanya,yang dia menjaganya dari maksiat di masa muda.
Ada seorang ulama bernama Qadhi abu Thoyyib berumur 100 tahun. Satu ketika naik ke atas mercusuar di tepi laut, dia akan meloncat kelaut untuk mandi dari atas menara, sementara orang2 yang melihat berteriak: “ yaa syaikh laa taf’al hadzaa!!!!fa inna a’dhoo’aka tadh’af, wa rubbamaa aurosat hadzihil qofzah fataqan fi batnika!!!! Maka syaikh itu menjawab: yaa hadzaa ..inna a’dhoo’anaa hafidnaahaa min ma’aashillah, fa hafidhohallah ‘alaina .
“Wahai orang tua! Janganlah kau lakukan ini! Sesungguhnya anggota badanmu sudah sangat lemah, dan bisa jadi dengan loncatan iniperutmu akan robek!...syaikh itu menjawab: wahai kaumku! Sesungguhnya aku mejaga anggota badanku dari perilaku maksiat kepada Allah, maka Allah akan menjaganya untukku...!
Lalu meloncatlah se kakek dan mendarat dengan selamat di dalam air (lihat kitab Iqad ulul himam al-aliyah hal. 200)
Dalam hal keturunanpun Allah akan jaga, baik ketika dia masih hidup maupun sepeninggalnya. Dalam al-Qur’an diceritakan ada dua anak yatim yang dijaga oleh Allah, karena kesalihan bapaknya. (lihat al-Kahfi 82) .
Diusahakan untuk selalu berdzikir kepada Allah. Allah berfirman:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً -٣٦-
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS al-Isra’ 36)
2. Menjaga perut, yakni apa yang ada dalam isinya: penyakit hati, termasuk juga makanan yang masuk kedalamnya. Halal atau haram.
3. Menjaga Lisan dan Farj, dalam hadis riwayat hakim, rasulullah SAW bersabda:
من حفظ ما بين لحييه و ما بين رجليه دخل الجنة
Siapa yang menjaga apa yang ada di antara kedua janggutnya, dan kedua kakinya, masuk surga (HR Hakim 4/357)
Maka ketika seorang muslim dapat apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan, maka janji Allah baginya: “يحفظك” (dia –Allah- niscaya akan menjagamu. Karena al-jazaa’ min jinsil 'amal yang artinya balasan disesuaikan dengan perbuatan. Allah akan menjaga seorang muslim yang berusaha menjaga tiga hal diatas, dalam beberapa urusannya. Apakah itu?
Ibn Rajab al-Hanbaliy mengatakan bahwa penjagaan Allah terhadap seorang muslim mencakup 2 hal:
a. فى مصالح دنباه حفظه (menjaga urusan –kemaslahatan- dunianya), badannya, anaknya, keluarganya, dan hartanya.
Allah akan mengirimkan malaikat untuk menjaganya:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ......... -١١-
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. ......(QS al-Ra’d 11)
Ali bin Abi Thalib mengatakan:
إن مع كل رجل ملكين يحفظانه مما لا يقدر, فإ ذا جاء القدر خليا بينه وبينه, و إن الأجل جنة حصينة
Sesungguhnya bersama seseorang ada 2 malaikat yang menjaganya dalam setiap keadaan, kecuali datang qadar, ketika qadar datang, maka keduanya menghindar, dan sesungguhnya ajal itu berada dalam belenggu yang sangat rapat.
Allah akan rawat badan seseorang di masa tuanya,yang dia menjaganya dari maksiat di masa muda.
Ada seorang ulama bernama Qadhi abu Thoyyib berumur 100 tahun. Satu ketika naik ke atas mercusuar di tepi laut, dia akan meloncat kelaut untuk mandi dari atas menara, sementara orang2 yang melihat berteriak: “ yaa syaikh laa taf’al hadzaa!!!!fa inna a’dhoo’aka tadh’af, wa rubbamaa aurosat hadzihil qofzah fataqan fi batnika!!!! Maka syaikh itu menjawab: yaa hadzaa ..inna a’dhoo’anaa hafidnaahaa min ma’aashillah, fa hafidhohallah ‘alaina .
“Wahai orang tua! Janganlah kau lakukan ini! Sesungguhnya anggota badanmu sudah sangat lemah, dan bisa jadi dengan loncatan iniperutmu akan robek!...syaikh itu menjawab: wahai kaumku! Sesungguhnya aku mejaga anggota badanku dari perilaku maksiat kepada Allah, maka Allah akan menjaganya untukku...!
Lalu meloncatlah se kakek dan mendarat dengan selamat di dalam air (lihat kitab Iqad ulul himam al-aliyah hal. 200)
Dalam hal keturunanpun Allah akan jaga, baik ketika dia masih hidup maupun sepeninggalnya. Dalam al-Qur’an diceritakan ada dua anak yatim yang dijaga oleh Allah, karena kesalihan bapaknya. (lihat al-Kahfi 82) .
Umar bin Abd Al Aziz mengatakan: wa maa min mukminin yamuutu illa hafidzahullah fi ‘aqibihi wa ‘aqiba ‘aqibihi. Artinya: tidak ada seorang mukmin yang meninggal dunia, kecuali Allah akan menjaga keturunannya, dan keturunan keturunannya (lihat 50 washiyat rasulullah. Hal: 231)
Demikian pula Allah juga akan menjaga hartanya. (silahkan lihat surat al-A’raf 96)
b. الله للعبد فى دينه و إيمانه حفظه (Allah jaga iman dan agamanya)
Allah swt akan menjaga hidupnya dari syubhat dan muharramat, agamanya akan dijaga hingga maut datang kepadanya.
Wallaahul musta’aan
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS