mbsmu.com oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.HI. ------------------------------------------------------ Assalamu'alaiku...
mbsmu.com
oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.HI.
------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah swt. dalam Qs. Ar-Rum ayat 30 Allah SWT berfiman :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ -٣٠-
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah Menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (ar-Rum;30)
Ada yang bertanya, mengapa harus Islam...?? Bukan yang lain? Allah berfirman di surat Ali Imron 85:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ -٨٥-
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. (Ali Imran 85)
Semua amalan, baik itu kecil maupun besar, yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, maka Allah pastikan amalan tersebut tertolak, Allah berfirman:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً -٢٣-
Dan Kami akan Perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan Jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.(al-furqan 23)
Bagaimana dengan para pahlawan yang telah gugur membela bangsa negaranya, bagaimana dengan para ilmuwan yang telah berjasa menemukan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi generasi setelahnya? Allah tegaskan dalam ayat diatas, bahwa segala amal yang mereka kerjakan hanya bagaikan debu yang berterbangan, wal ‘iyadz billah.
Syaikh Musthafa al Maraghi dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa Allah sengaja menjadikan segala kebaikan, seperti silaturahim, menolong yang miskin, berperang dan kebaikan-kebaikan lain yang dilakukan orang-orang kafir di dunia, tidak akan mendatangkan pahala bagi pelakunya. Bahkan Al-Maraghi meng-analogikannya seperti kaum yang membangkang kepada sultan (rajanya), maka kebaikan dan jasa apapun yang dilakukan oleh kaum tersebut tidak akan terlihat baik oleh rajanya tersebut. (lihat tafsir al-Maraghi 19/5-6)
Sedangkan bagi orang yang ada keimanan di dalam hatinya, setiap amal kebaikan, meskipun remeh dan ringan, Allah janjikan baginya kebaikan pahala:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِبْتُ لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ لَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ وَكَانَ خَيْرًا وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ وَكَانَ خَيْرًا
“Rasulullah SAW bersabda: aku sangat heran dengan perkara seorang mukmin, sesungguhnya setiap perkara seorang yang beriman adalah kebaikan, dan itu tidak didapatkan seorangpun kecuali seorang mukmin, apabila mendapatkan kesenangan bersyukur, dan itu adlah kebaikan, dan apabila menimpanya musibah, dia bersabat, dan itu baginya adalah kebaikan”(HR Muslim)
Nah, bagi yang telah mendapatkan hidayah iman, telah ber-Islam dari lahir, maka harus senantiasa meningkatkan kualitas keislamannya, jangan berpuas diri dengan islam dan iman warisan.
Dalam hal kualitas keislaman, al-Qur’an menyebutkan tiga tingkatan seorang muslim yang Allah telah wariskan kitab kepadanya untuk dibaca, ditadabburi dan diamalkan, Allah berfirman:
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ -٣٢-
Kemudian Kitab itu Kami Wariskan kepada orang-orang yang Kami Pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar. (QS: Fathir 32)
Golongan pertama adalah Dzalim linafsih
yaitu orang2 yang berbuat taqshir (kurang amalnya, diserttai dengan berbagai maksiat)
Allah berfirman:
وَآخَرُونَ اعْتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُواْ عَمَلاً صَالِحاً وَآخَرَ سَيِّئاً عَسَى اللّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ -١٠٢-
Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah Menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS at-Taubah 102)
Golongan pertama ini adalah orang-orang yang berpuas diri dengan kualitas keislamannya, bahkan terkesan menjauh dari tuntunan Rabbnya. Kehidupannya gado-gado, ibadah dan maksiat campur aduk wal ‘yadz billah..
Golongan kedua: al-muqtashid.
Golongan ini hampir sama dengan golongan dzalim linafsih, yakni mereka yang tidak punya semangat untuk meningkatkan keilmuan agamanya, tidak tergerak hatinya untuk mempelajari al-Qur’an dan sunnah, Islamnya begitu-begitu saja, tidak mempunyai target yang baik dalam beragamanya, yang penting taat, menjauhi maksiat, tapi jauh dari alqur’an dan jauh dari sunnah...
Golongan ketiga: Saabiqun bil khoiroot
Maka Bagaimana seharusnya menjadi seorang muslim yang saabiqun bi khoiraat....? Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -٢٠٨-
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. (QS albaqarah : 208)
Jika sudah berikrar Islam haruslah total (kaffah) dalam melaksanakan perintah Allah disesuaikan dengan kemampuan:
1. Shalatnya (dengan memahami bacaan bukan lagi sekedar qiroah)
2. Thalabul ilminya (harus iltimas/ sungguh-sungguh bukan ngantukan)
3. Bacaan qur’annya (baik, benar, dan indah)
4. Menutup aurat
Wallahul musta’an
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS