mbsmu.com Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I. ------------------------------------------------------- Berpuasa berarti berprose...
mbsmu.com
Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
-------------------------------------------------------
Berpuasa berarti berproses menjadi manusia yang lebih baik. Bila puasa diibaratka sebagai sebuah madrasah, maka para murid diharapkan menjadi lebih baik, lebih pandai, dan lebih dewasa kelak ketika selesai belajar dari madrasah tersebut. Pun puasa, seorang muslim yang menjalan kan ibadah puasa, harus menjadi manusia manusia yang berkualitas lahir batinnya, atau dalam bahasa qur’annya disebut muttaqun.
1. Berpindahnya dominasi jasmani kepada dominasi rohani
Manusia terdiri dari 2 komponen, yakni ruh dan jasad. Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِّن صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ -٢٨- فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَاجِدِينَ -٢٩-
(Dan (ingatlah), ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan Menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah Menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah Meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Qs. Al-Hijr : 28-29)
Ruh cenderung kepada kemuliaan, sedangkan jasad, yang merupakan meteri cenderung kepada yang rendah dan kehinaan. Keinginan keinginan materi jasadi lah yang menyebabkan kehancuran seseorang. Harta, kekuasaan, pangkat dan kedudukan semua itu bila tidak diarahkan dan dikontrol oleh kekuatan rohani, maka celakalah kesudahannya.
Indikasi lain bahwa jasad itu sesuatu yang hina, apabila seseorang telah meninggal dunia, maka jasadnya akan dikubur ke bawah bumi. Sedangkan ruhnya diangkat ke atas di sisi Allah swt.
Banyak orang yang salah diagnosa, ketika merasa gelisah, suntuk dan bosan dari pekerjaan mereka pergi ke tempat-tempat hiburan, jasadnya yang dihibur, padahal yang perlu siraman adalah rohaninya.
Maka puasa ini harus dapat menjadikan kekuatan rohani kita mampu mengalahkan pasukan jasadi yang dahsyat.
2. Terkontrolnya gharizah (dorongan nafsu syahwat)
Para pakar ilmu kejiwaan mengatakan bahwa dorongan terbesar seorang manusia yang sangat berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari adalah dorongan seksualnya. Puasa yang di dalamnya menahan lapar dan dahaga, merupakan cara yang ampuh untk melemahkan dorongan-dorongan tersebut, oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para pemuda untuk berpuasa bagi siapa yang belum mampu untuk menikah. Dan inilah yang dapat merealisasikan tujuan puasa, yaitu ketaqwaan.
3. Al-mujahadah wal muraaqabah (kesungguhan dalam ibadah dan merasa diawasi)
Sebagaimana puasa melemahkan dan mengendalikan ikatan-ikatan jasad, dan syahwat, maka puasa menguatkan sisi mujahadah, yakni kesungguhan dalam ibadah. Makanan dan minuman terhidang di depan orang yang berpuasa, akan tetapi dia tidak akan mendekatinya meskipun satu detik sebelum waktu berbuka.
Puasa adalah satu-satunya ibadah yang melatih kejujuran. Puasa mendidik seseorang untuk bersungguh sungguh dalam melakukan ibadah, baik dalam keadaan bersama- sama maupun sendiri. Ketika sendiri, dia takut kepada Allah, meskipun di dalam kamar yang sepi dia tidak akan melanggar aturan dengan makan dan minum, inilah yang disebut muraqabah, yaitu selalu menjaga kebaikan dalam setiap tutur dan tingkah laku, karena merasa selalu diawasi oleh Allah SWT.
4. Al- suhbah al shalihah (bergaul dengan orang-orang yang shaleh)
Sering berkumpulnya seorang yang berpuasa dengan kaum muslimin, baik ketika shalat berjamaah, berbuka bersama, tadarrus al-Qur’an, maka akan menumbuhkan kecintaannya dengan orang-orang yang shalih, akan tumbuh ketaatan di dalam dirinya, sehingga predikat ketaqwaan akan dapat di raih melalui ibadah puasa..wallahua’lam
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS