![]() |
Drs. Gusani, M.Pd.I, Pengawas MA Kemenag Kabupaten Trenggalek menyampaikan materi Pengantar Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)/ foto: Candra |
MBSMU.com — Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dengan Pembelajaran Mendalam (PM) menjadi sorotan utama dalam Bimbingan Teknis PM dan KBC jenjang Madrasah Aliyah Tahun Pelajaran 2025/2026 yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek, Senin (11/8/2025) di Aula MAN 1 Trenggalek.
Materi ini disampaikan oleh Drs. Gusani, M.Pd.I, Pengawas MA Kemenag Kabupaten Trenggalek. Dalam paparannya, Gusani memaparkan gambaran awal implementasi KBC di madrasah. Ia menegaskan, KBC merupakan kurikulum khusus yang dibuat Kementerian Agama bukan untuk menggantikan kurikulum yang ada, melainkan untuk disisipkan (inserse) ke dalam pembelajaran sebagai penguat nilai-nilai cinta, toleransi, dan kemanusiaan.
Latar Belakang Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)
Ada tiga alasan besar lahirnya KBC.
Pertama, kondisi masyarakat global yang diwarnai dengan perkembangan teknologi informasi (IT) yang tak terbendung. “Kemenag membentengi generasi muda dengan nilai cinta melalui KBC,” ujar Gusani.
Kedua, tantangan lokal di Indonesia seperti intoleransi dan kelompok-kelompok yang masih mempermasalahkan agama. Hal ini diantisipasi melalui penerapan moderasi beragama di pembelajaran.
Ketiga, maraknya bullying di lingkungan sekolah, mulai dari MI, MTs, hingga MA. Perkembangan IT yang tidak dibarengi benteng moral dikhawatirkan memperburuk kondisi ini. KBC hadir untuk mengantisipasi sekaligus menanamkan nilai saling menghargai dan mencintai.
Konsep Dasar dan Komponen Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)
Konsep dasar KBC mencakup empat tahap:
- Kurikulum sebagai ide/gagasan
- Gagasan menjadi rencana tertulis
- Implementasi kurikulum
- Evaluasi kurikulum
Komponen KBC sendiri meliputi tujuan, materi (mengacu pada SK Dirjen Pendis Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan KBC), strategi, dan evaluasi.
Indikator Keberhasilan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)
Ada delapan indikator utama keberhasilan KBC:
- Pengembangan karakter peserta didik (religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, integritas)
- Pembelajaran berbasis nilai
- Keterlibatan aktif peserta didik dalam menjaga lingkungan hidup
- Pembelajaran kolaboratif
- Kegiatan sosial
- Pendidikan keluarga dan komunitas
- Kedisiplinan
- Keterampilan
Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)
Implementasi KBC dilakukan melalui tiga tahap:
- Perencanaan dan persiapan — mencakup administrasi dan penyusunan RPP.
- Pelaksanaan dalam pembelajaran — nilai-nilai KBC disisipkan ke materi dan interaksi belajar.
- Evaluasi dan tindak lanjut — memastikan KBC benar-benar memberi dampak positif.
“Praktiknya, KBC menambahkan tema dan materi pada RPP, khususnya di capaian pembelajaran setiap mata pelajaran. Dengan begitu, nilai cinta, toleransi, dan kemanusiaan bisa terintegrasi secara utuh di madrasah,” tutup Gusani. [Tim Media]
COMMENTS