![]() |
Musyawarah Ranting VII PR IPM Trenggalek Putri, Azka (berdiri di podium) sedang menyampaikan sambutan/foto: Tasya |
MBSMU.com – Suasana penuh semangat menyelimuti kegiatan Musyawarah Ranting (Musyran) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) MBS Trenggalek yang digelar di dua lokasi berbeda, pada hari Sabtu (30/8/25). Untuk santri putri dilaksanakan di Kampus Putri Sumbergedong, sementara santri putra melaksanakan di Kampus Putra Pogalan. Musyawarah ini menjadi ajang penting bagi para santri untuk berlatih kepemimpinan, mengevaluasi program, serta memilih formatur baru.
![]() |
Ipmawati Salama sedang memberikan sambutan, perwakilan dari PD IPM Trenggalek/ Foto: Tasya |
Kegiatan Musyran di Kampus Putri dihadiri oleh para ustadzah MBS Trenggalek serta perwakilan dari Pimpinan Daerah IPM Trenggalek. PD IPM Trenggalek diwakili oleh Ipmawati Salama. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat bermusyawarah kepada seluruh peserta. “Musyawarah ini merupakan regenerasi pimpinan PR IPM MBS Trenggalek, yang tentunya menjadi bukti bahwa roda organisasi itu hidup dan terus berputar. Semoga berjalan lancar, dan melahirkan pemimpin yang dapat menjadikan PR IPM MBS Trenggalek lebih berjaya lagi,” ujarnya.
![]() |
Ustadzah Nindia Khalimatus, S.E. sedang memberikan nasihar dan motivasi kepada PR IPM MBS Trenggalek/ Foto: Tasya |
“IPM ini wadah untuk belajar, wadah mendidik dan terdidik. Jika kita berbicara pendidikan maka berbicara dengan masa depan. Ustadzah di depan ini adalah hasil didik 20 tahun yang lalu. Kalianlah nanti yang akan menggantikan kami yang ada di depan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustadzah Nindia menekankan bahwa setiap santri memiliki potensi dan kelebihan yang bisa dikembangkan, baik dalam bidang memasak, kerajinan tangan, maupun keterampilan lainnya. Menurutnya, proses belajar di IPM akan menempa dan membentuk karakter santri melalui pengalaman berorganisasi.
“Belajar di IPM itu seperti belajar menjadi masyarakat. Ada belajar memimpin, ada belajar dipimpin. Kalian juga akan belajar menghadapi berbagai karakter, mulai dari teman yang lembut, banyak bicara, hingga keras kepala. Siapa pun yang mendapat amanah menjadi formatur harus siap. Sedangkan yang tidak terpilih menjadi formatur tetaplah menjadi anggota yang baik, bisa dipimpin, dan mengambil hal positif serta membuang yang buruk,” jelasnya.
Ia juga menggambarkan IPM sebagai miniatur kehidupan, tempat santri berlatih mengendalikan emosi dan memahami masyarakat. “Kalau mau belajar renang, apakah di kolam renang atau di lautan? Begitulah kita belajar di IPM, seperti miniatur kehidupan. Kalau tidak belajar sekarang, bagaimana nanti bisa memahami masyarakat?” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Ustadzah Nindia mengingatkan bahwa karakter terdiri dari dua hal: moral dan kinerja. Moral meliputi keikhlasan, kejujuran, semangat, dan sikap tanpa pamrih. Sedangkan kinerja tercermin dari disiplin serta ketepatan waktu. “Musyawarah itu berarti bersama-sama, mengerjakan tugas bersama, dan mengevaluasi kinerja,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua IPM periode 2024–2025, Azaria Nurhaniya Azka, menyampaikan terima kasih atas kerja sama seluruh santri selama satu tahun kepengurusan. Ia mengapresiasi keberhasilan program yang telah terlaksana dan meminta maaf jika ada kekurangan selama masa jabatannya.
“Musyawarah ini selain menjadi forum memilih pemimpin baru, juga menjadi sarana evaluasi kinerja pengurus lama. Semoga pengurus baru dapat menjadikan PR IPM MBS Trenggalek lebih baik lagi,” ungkap Azaria. [Tim Redaksi]
COMMENTS