mbsmu.com Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I. -------------------------------------------------------- Assalamualaikum warahmatull...
Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
--------------------------------------------------------
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Saudaraku yang dimuliakan Allah, dalam tulisan sebelumnya yang berjudul “kalaulah bukan karena rahmat”, telah disampaikan bahwa, Rahmat Allah akan diberikan kepada 3 golongan. Yaitu: orang yang bertaqwa, pembayar zakat, dan mereka yang beriman kepada Allah swt.
Tulisan kali ini akan mengulas secara singkat tentang esensi taqwa menurut perspektif sahabat pilihan Ali Bin Abi Tahlib ra.
قَالَ عَلِي بْنِ أَبِي طَالِب رَضِىَ اللهُ عَنْهُ: التَّقْوَى هِيَ الخَوْفُ مِنَ اْلجَلِيْلِ وَاْلعَمَلُ بِالتَنْزِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ وَالاِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الَّرحِيْلِ.
“Ali Bin Abi Thalib berkata: taqwa adalah: takut dari sifat jalalahnya Allah, mengamalkan dengan apa yang diturunkan, ridha dengan pemberian yang sedikit, dan persiapan mengahadapi hari kepergian” (lihat fi rehab al-tafsir , Abd al-Hamid Kisk)
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa taqwa memiliki 4 pengertian:
- Takut kepada sifat jalalah Allah
- Mengamalkan yang diturunkan Allah
- Ridha dengan pemberian yang sedikit
- Siap mengadapi kematian
1. Takut kepada (sifat jalalah) Allah.
Allah SWT mempunyai sifat kamal dan sifat jalal. Sifat kamal adalah segala yang berkenaan dengan surga. Seperti : al-rahman (maha pemurah), al-rahim (maha penyayang),dan al-ghafur (maha pengampun). Terhadap sifat kamal, seorang muslim harus berlomba-lomba untuk meraihnya. Sedangkan sifat jalal, adalah sifat-sifat keperkasaan Allah yang berhubungan dengan neraka dan siksa. Misal: al-Jabbar (maha pemaksa), al-‘Aziz (maha perkasa), dan dzun tiqam (pembalas dendam). Sifat-sifat jalal inilah yang harus dijauhi dan ditakuti. Seorang yang bertaqwa, senantiasa menjaga dirinya dari hal-hal yang mendatangkan sifat-sifat jalal. Segala jenis perbuatan maksiat dan dosa, baik kecil maupun besar, adalah mendekatkan diri kepada neraka yang dahsyat siksanya.
2. Mengamalkan apa yang diturunkan Allah.
Orang yang bertaqwa selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Terutama perintah untuk mempelajari, mendalami dan mengamalkan al-Qur’an al-Karim. Rasulullah bersabda:
عَنْ عُثْمَان عَن النَّبِى -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلّمَ القُرْآنَ وَعَلّمَهُ »
“Diriwayatkan dari Usman, dari Nabi SAW, bersabda:“sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari 5027)
Banyak motivasi yang diberikan kepada pembaca al-Quran agar bersemangat dalam membacanya, seperti sabda Nabi SAW :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ : الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ "
“Rasulullah SAW bersabda: siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya kebaikan, dan kebaikan itu dilipatkan sepuluh, aku tidak berkata “ alif lam mim satu huruf akantetapi, alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf" (HR Tirmidzi)
Bahkan bagi yang membaca dan memahaminya, Allah akan berikan kepadanya berbagai kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ".
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda : tidaklah satu kaum berkumpul di rumah-rumah Allah, membaca al-Qur’an, kemudian mengambil pejaran diantara mereka darinya, kecuali Allah turnkan kepadanya ketenangan hati, dicurahkan kepadanya rahmat, disertai oleh para malaikat, dan selalu disebut-sebut oleh Allah SWT". (HR. Abu Dawud )
Maka mustahil seorang muslim mengamalkan al-Quran, bila dia tidak bisa/ mau membaca al-Qur’an. Membaca saja, tanpa memahami pesan-pesan al-Qur’an, juga mustahil mengamalkannya, karena dia tidak mengetahui apa manfaat al-Qur’an.
3. Menerima dengan ridha/ qana’ah, atas pemberian Allah, meskipun sedikit.
Di zaman yang serba hedonis materialistis ini, tinggal sedikit orang-orang yang mampu bertahan dengan kemurnian imannya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap banyak hal dalam kehidupannya, termasuk pekerjaan, makanan yang dia makan, perilaku, ucapan dan ibadahnya.
Sulitnya ekonomi menjadikan banyak orang menghalalkan segala cara demi mendapatkan sepeser uang dan sesuap nasi. Kadang sedikit atau banyak yang didapat, tidak menjadikan hatinya puas. Selalu kurang dan kurang. Allah menyinggung dalam al-Qur’an:
....وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ -١٣-
".... Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur" (QS Saba’ 13)
Orang yang bertaqwa, selalu berbaik sangka kepada Allah, apa yang dia dapat hari ini, adalah yang terbaik dari Allah, tidak pernah mengeluhkan bagian rizki yang diberikan kepadanya, selalu bersyukur baik dalam kondisi kecukupan maupun kekurangan.
4. Bersiap dengan datangnya kematian.
Sayyidina Ali menutup definisi taqwa dengan kalimat (al-isti’dad li yaum al-rahil) artinya bersiap atau persiapan di saat hari berpindahnya ruh dan jasad ke alam kubur. Banyak dari kita lupa bahwa hidup ini hanya sementara, terkadang kita dilalaikan oleh harta dunia. Berlomba-lomba menumpuk harta, dan melupakan akhirat. Allah ingatkan dalam surat al-Takatsur:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ -١- حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ -٢-
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur". (QS al-Takatsur 1-2)
Di bulan Ramadhan ini, mari kita tingkatkan iman dan amal, karena kesempatan emas ini belum tentu akan didapati di tahun-tahun yang akan datang. Semoga kita termasuk orang yang diberi rahmat, dengan memperbaiki kualitas ketaqwaan kita..aamiin
Wallaahul musta’aan
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS