Dalam rangka Milad
Muhammadiyah Ke-110 dan Milad ‘Aisyiyah Ke-105, Pimpinan Daerah Muhammadiyah
(PDM) Kabupaten Trenggalek gelar Kegiatan Apel di Pendopo Manggala Praja Nugraha Kabupaten Trenggalek pada
hari Ahad, (13/11/22).Bupati Trenggalek saat Sambutan pada Apel Milad Muhammadiyah Ke-110 dan Milad ‘Aisyiyah Ke-105/ foto: Istimewa
Kegiatan Apel yang berjalan
khidmat dan lancar tersebut diikuti oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek, Pimpinan Daerah Aisyiyah
dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Amal Usaha
Muhammadiyah Bidang Pendidikan, dan Ortom Muhammadiyah Se-Kabupaten Trenggalek.
Turut hadir pula Bupati Trenggalek, Mochamad
Nur Arifin sebagai pembina Apel, dan Pejabat Pemerintahan Kabupaten
Trenggalek sebagai tamu undangan.
Muhammadiyah Mempunyai Visi ke-Indonesiaan yang BesarSuasana Apel Milad Muhammadiyah Ke-110 dan Milad ‘Aisyiyah Ke-105/ foto: Istimewa
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin sebagai
pembina Apel pada kegiatan tersebut menyampaikan ucapan Selamat Milad untuk
Muhammadiyah yang Ke-110 dan ‘Aisyiyah yang Ke-105. Dalam sambutannya, Mochamad
Nur Arifin mengungkapkan organisasi Muhammadiyah mempunyai visi
ke-Indonesiaan yang besar.
“Semuanya
(pahlawan) mempunyai visi yang besar, sama seperti organisasi Muhammadiyah yang
saya tau mempunyai visi ke-Indonesiaan, yaitu ingin mencapai Indonesia maju,”
jelas Mas Ipin, panggilan akrabnya itu.
Jika dulu sebelum
kemerdekaan, lanjutnya, dan di era orde lama beliau-beliau (pahlawan)
memperjuangkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Maka, perjuangan
pertama organisasi Muhammadiyah di awal bagi Republik ini adalah bahu membahu
memastikan adanya kemerdekaan. Setelah itu, politik Nasional semakin keruh,
ditandai dengan G30S kemudian berganti dengan rezim yang baru, kita memasuki
masanya orde lama. Di sana Indonesia mencita-citakan kestabilan. Maka dulu,
stabilitas politik, keamanan, hukum dan HAM, cukup sandang, pangan, papan itu
jargonnya.
“Jadi setelah kita
memperjuangkan kemerdekaan, kita memastikan Indonesia ini utuh, aman dengan
memperjuangkan kestabilan. Maka perjuangan pemimpin ketika itu, bahkan mungkin
kita semua dan seluruh keluarga besar Muhammadiyah adalah memastikan adanya
kestabilan,” terangnya.
Muhammadiyah Berkelanjutan Menjaga LingkunganBarisan Apel Milad Muhammadiyah Ke-110 dan Milad ‘Aisyiyah Ke-105/ foto: Istimewa
Dalam sambutannya, Mochamad Nur Arifin menyampikan rasa syukur
karena selama menjadi pemegang amanah di Kabupaten Trenggalek ditemani oleh
Muhammadiyah yang memiliki visi ke-Indonesiaan di masa yang akan datang.
Seperti komitmen Muhammadiyah untuk menolak tambang emas di Kabupaten Trenggalek
demi kemaslahatan umat dan seluruh masyarakat Kabupaten Trenggalek.
“Tidak mudah
mengambil keputusan, menolak konsesi tambang emas seluas 12 ribu hektare. Yang
bagi segelintir orang "wah ini rejekinya Trenggalek", tapi Muhammadiyah
menguatkan saya, sudah Pak Bupati, kita berjalan dengan Pak Bupati tolak
tambang demi kemaslahatan umat dan seluruh masyarakat Kabupaten Trenggalek,” tuturnya.
“Maka Islam
kemajuan yang diusung Muhammadiyah harus menjadi Islam yang berkemajuan,
Indonesia berkemajuan dan berkelanjutan,” tuturnya lagi.
Maka bapak ibu
sekalian, lanjutnya, mungkin perjuangan kita saat ini bagaimana memastikan
keberlanjutan itu. Jadi kalau dulu eranya kemerdekaan, kemudian kestabilan,
selanjutnya mendorong keterbukaan, kemudian mencita-citakan kemajuan dan
sekarang PR terbesar adalah keberlanjutan.
Sebagai
penutup, Mochamad Nur Arifin mengajak kepada seluruh peserta apel untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup. “Kalau di forum-forum
diskusi tarjih di Muhammadiyah pasti banyak yang membahas apa hukumnya menjaga
lingkungan hidup. Apakah fardhu kifayah, apakah fardhu ‘ain . Tapi apapun itu,
ingat itu adalah misi penciptaan kita. Tidak membuat kerusakan di muka bumi
adalah misi penciptaan kita,” jelasnya.
“Maka dari itu, ayahanda, ibunda, kakanda , ayunda, adinda sekalian, keluarga besar Muhammadiyah saya memohon, meminta tolong, mari kita rawat bersama-sama Trenggalek tercinta ini,” tandasnya. [Candra Dwi Aprida]
COMMENTS