Jum’at, 23 Februari 2018 adalah hari yang menantang untuk seluruh anggota Tapak Suci MBS Trenggalek. Hari itu menjadi ajang pembuktian ba...
Jum’at, 23 Februari 2018 adalah hari yang menantang untuk seluruh anggota Tapak Suci MBS Trenggalek. Hari itu menjadi ajang pembuktian bagi mereka apakah layak naik kelas atau tidak. Tantangan itu bernama Ujian Kenaikan Tingkat (UKT). UKT adalah tahapan yang wajib dilalui oleh seluruh anggota Tapak Suci untuk mengukur sejauh mana keterserapan ilmu yang telah diajarkan, yang meliputi Al Islam dan Kemuhamadiyahan, Keorganisasian Tapak Suci serta Ilmu Bela diri. Selain itu, bagi siswa yang lulus menempuh UKT akan dilantik pada tingkatan yang lebih tinggi. Sebagaimana ketentuan dalam panduan Kurikulum, Tapak Suci adalah Ekstrakurikuler wajib diikuti oleh seluruh santri MBS Trenggalek.
Seni Bela Diri Tapak Suci Putera Muhammadiyah merupakan Organisasi Otonom (ortom) resmi milik Persyarikatan Muhammadiyah. Salah satu maksud dan tujuan Tapak Suci adalah mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah (Anggaran Dasar Tapak Suci – www.pimpinanpusattapaksuci.org ). Tujuan di atas menjadi salah satu landasan mengapa Tapak Suci menjadi Ekstrakurikuler Wajib dilingkup pesantren MBS Trenggalek. Selain itu Tapak Suci juga bertujuan memelihara dan mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa yang sesuai ajaran Islam, bebas dari syirik dan menyesatkan. Bahkan dalam rangka menguatkan peran dan fungsi Tapak Suci, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah dalam Surat Ketentuan Nomor 08/KTN/1.4/F/2013 menyatakan bahwa Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah satu-satunya Organisasi Seni Bela Diri di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.
Bagi santri kelas 1, UKT kali ini menjadi yang pertama bagi mereka. Pasalnya, menurut peraturan organisasi Tapak Suci, UKT diselenggarakan minimal 6 bulan sekali. UKT kali ini akan memberikan status “Siswa Dasar” bagi mereka yang lulus. Lain halnya dengan kelas 2. UKT kali ini mejadi yang ketiga. Mereka yang lulus akan menyandang status sebagai siswa melati 2,3 dan 4. Kenapa bisa berbeda, karena sebagian santri MBS adalah lulus dari SD/MI Muhammadiyah yang dulunya mereka sudah pernah menempuh UKT.
UKT yang digelar di halaman MBS Trenggalek, dibuka secara langsung oleh kepala Sekolah MBS Trenggalek, Arifin, M.Pd. pada saat sambutan Arifin menyampaikan tentang fungsi dari UKT. “sama seperti ujian sekolah, UKT adalah sarana untuk menguji kalian semua, apakah kalian layak naik kelas atau tidak” tuturnya. “maka yang bisa menentukan layak dan tidaknya naik kelas sebenarnya adalah kalian sendiri, berupaya dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah adalah kuncinya” imbuhnya.
Selain itu Arifin juga berpesan bagi siswa yang memang fisiknya benar-benar tidak mampu untuk tidak melanjutkan ujian. “UKT nanti akan menguji mental dan fisik kalian, jadi jika benar-benar tidak kuat bilang sama penguji, tapi ingat jangan cemen dan jangan bohong, jika sekiranya masih kuat, lanjutkan, jika tidak sakit jangan pura-pura sakit, buktikan bahwa santri MBS adalah anak-anak yang kuat mental, jasmani dan rohani” pungkasnya.
Ada beberapa materi yang diujikan dalam UKT. Pertama Ujian tulis yang
meliputi Al Islam, Kemuhammadiyah dan Keorganisasi Tapak Suci. Selesai ujian tulis, peserta akan menghadapi Ujian Ragawi I yang berisi tentang ketangkasan memperagakan jurus-jurus Tapak Suci dan Terakhir adalah ujian Ragawi II yang menguji mental dan fisik peserta. Ujian mental ini mengharuskan tiap peserta secara bergantian menemukan Sabuk Tapak Suci yang di tempatkan di makam. Sementara ujian fisik meliputi kegiatan survival di alam terbuka. “Semua materi Ujian sudah terkonsep dengan rapi sesuai dengan pedoman UKT, insya Allah semoga semuanya berjalan lancer”. Tutur Muhamamd Nur Freda, Pelatih Tapak Suci MBS sekaligus Penguji. Selain Freda, hadir sebagai penguji yakni 5 Kader Tapak Suci dari PIMDA 96 Trenggalek. UKT kali ini diikuti 60 Santri dari total 67 santri MBS. 7 santri dalam kondisi fisik yang tidak memungkinkan, sehingga harus melewatkan Ujian yang berakhir pkl. 03.00 Sabtu dini hari.
COMMENTS