mbsmu.com Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I. -------------------------------------------------------- Assalamu'alaikum Wr.Wb...
Oleh : Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
--------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
--------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Sahabatku yang dimuliakan Allah swt,
Rahmat merupakan salah satu sifat Allah SWT, yang diberikan kepada seluruh manusia. Oleh karena itu, para ulama membagi rahmat menjadi 2 yakni rahmatun ‘ammah (rahmat yang berlaku umum) dan rahmatun khassah ( khusus untuk hambanya yang beriman). Keduanya sering disebut juga dengan nikmat uluhiyah dan nikmat rububiyah.
Sementara itu, ada perkara yang bertolak belakang dengan rahmat, yaitu adzab atau siksa. Berbeda dengan rahmat, cara Allah menurunkan adzab ini terkesan lambat dan ditunda-tunda datangnya, meskipun ada juga yang instan. Misalnya, para pelaku maksiat seperti orang yang meninggalkan shalat, pezina, pemabuk, pelakor/pebinor dan sebagainya, tidaklah selalu merasakan adzab secara langsung, bahkan terkadang dia selamat dan berjaya di kehidupan dunia.
Abu Bakar al-shiddiq satu ketika pernah merasa sangat ketakutan setelah mendengar sebuah ayat yang berbunyi:
"Siapa yang berbuat dosa, akan dibalas sesuai dengan dosanya) dan tidaklah dia mendapatkan dari selain Allah pelindung dan penolong" (QS.annisa: 123)
Diceritakan, bahwa ketika ayat ini turun dan dibacakan, Abu Bakar al-Shiddiq ra. menggigil ketakutan seraya bertanya kepada Nabi saw: “ Siapakah yang bakal selamat dari ini (adzab) wahai Rasulallah.? Beliau menjawab: apakah engkau pernah sakit? Apakah engkau pernah bersedih?, dan apakah engkau pernah ditimpa musibah.? Abu Bakar menjawab : “ya”, Rasulullah berkata: maka engkau termasuk yang selamat dari siksa. ( lihat tafsir al-Maraghi juz 5/165)
Betapa besar Rahmat Allah, sehingga Dia menjadikan penyakit, kesedihan, dan musibah sebagai penghindar manusia dari adzab. Akan tetapi Syaikh al-Maraghi lebih lanjut menerangkan, bahwa tiga perkara tersebut menjadi rahmat dan penghindar dari adzab apabila dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketundukan kepada Allah SWT.
Allah mencurahkan Rahmat-Nya kepada manusia semenjak di dalam rahim. (Rahim adalah salah satu sifat Allah SWT), melalui proses-proses yang unrasionable (tidak masuk akal) sampai akhirnya lahir kedunia, Allah berfirman:
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik. (QS:al-Mukminun 14)
Hal senada disampaikan oleh manusia terbaik Rasulullah saw:
“Sesunggunya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut (rahim) ibunya 40 hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) 40 hari selanjutnya, kemudian menjadi mudighah (segumpal daging) 40 hari selanjutnya". (HR Bukhari dan Muslim)
Bahkan ketika saat-saat kematian, seorang muslim memohon kepada Allah dengan doa “wa rahmatan‘indal maut” yang artinya: “berilah rahmat kepada kami di saat sakaratul maut!”
Dengan sebab Rahmat Allah pula rasul dan kaum muslimin masuk ke dalam surga. Disebutkan dalam hadis:
“Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidaklah seseorang dari kalian masuk surga karena amalnya! Mereka (para sahabat bertanya: tidak pula engkau wahai Rasul? Dia berkata: tidak juga aku! Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah” (HR Ahmad, dalam kitab Musnad juz 12/449)
Lantas kepada siapa rahmat itu diberikan? Allah menjawabnya dalam salah satu ayat al-Qur’an :
......... dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku Tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”(QS al-A’raf 156)
Kesimpulan dari penggalan ayat diatas adalah, rahmat Allah akan diberikan kepada 3 golongan, yaitu:
a. Orang yang bertaqwa
b. Pemberi zakat
c. Iman kepada ayat ayat Allah
Tulisan selanjutnya akan bersambung dengan keterangan 3 golongan diatas..in syaa Allahu ta’aala.........
wallahul musta’an
Sementara itu, ada perkara yang bertolak belakang dengan rahmat, yaitu adzab atau siksa. Berbeda dengan rahmat, cara Allah menurunkan adzab ini terkesan lambat dan ditunda-tunda datangnya, meskipun ada juga yang instan. Misalnya, para pelaku maksiat seperti orang yang meninggalkan shalat, pezina, pemabuk, pelakor/pebinor dan sebagainya, tidaklah selalu merasakan adzab secara langsung, bahkan terkadang dia selamat dan berjaya di kehidupan dunia.
Abu Bakar al-shiddiq satu ketika pernah merasa sangat ketakutan setelah mendengar sebuah ayat yang berbunyi:
مَن يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ وَلاَ يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللّهِ وَلِيّاً وَلاَ نَصِيراً -١٢٣-
"Siapa yang berbuat dosa, akan dibalas sesuai dengan dosanya) dan tidaklah dia mendapatkan dari selain Allah pelindung dan penolong" (QS.annisa: 123)
Diceritakan, bahwa ketika ayat ini turun dan dibacakan, Abu Bakar al-Shiddiq ra. menggigil ketakutan seraya bertanya kepada Nabi saw: “ Siapakah yang bakal selamat dari ini (adzab) wahai Rasulallah.? Beliau menjawab: apakah engkau pernah sakit? Apakah engkau pernah bersedih?, dan apakah engkau pernah ditimpa musibah.? Abu Bakar menjawab : “ya”, Rasulullah berkata: maka engkau termasuk yang selamat dari siksa. ( lihat tafsir al-Maraghi juz 5/165)
Betapa besar Rahmat Allah, sehingga Dia menjadikan penyakit, kesedihan, dan musibah sebagai penghindar manusia dari adzab. Akan tetapi Syaikh al-Maraghi lebih lanjut menerangkan, bahwa tiga perkara tersebut menjadi rahmat dan penghindar dari adzab apabila dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketundukan kepada Allah SWT.
Allah mencurahkan Rahmat-Nya kepada manusia semenjak di dalam rahim. (Rahim adalah salah satu sifat Allah SWT), melalui proses-proses yang unrasionable (tidak masuk akal) sampai akhirnya lahir kedunia, Allah berfirman:
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَاماً فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْماً ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقاً آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ -١٤-
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik. (QS:al-Mukminun 14)
Hal senada disampaikan oleh manusia terbaik Rasulullah saw:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
“Sesunggunya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut (rahim) ibunya 40 hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) 40 hari selanjutnya, kemudian menjadi mudighah (segumpal daging) 40 hari selanjutnya". (HR Bukhari dan Muslim)
Bahkan ketika saat-saat kematian, seorang muslim memohon kepada Allah dengan doa “wa rahmatan‘indal maut” yang artinya: “berilah rahmat kepada kami di saat sakaratul maut!”
Dengan sebab Rahmat Allah pula rasul dan kaum muslimin masuk ke dalam surga. Disebutkan dalam hadis:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَا يَدْخُلُ أَحَدُكُمُ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ " قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: " وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَفَضْلٍ "، وَوَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ.ج 12ص449
“Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: tidaklah seseorang dari kalian masuk surga karena amalnya! Mereka (para sahabat bertanya: tidak pula engkau wahai Rasul? Dia berkata: tidak juga aku! Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah” (HR Ahmad, dalam kitab Musnad juz 12/449)
Lantas kepada siapa rahmat itu diberikan? Allah menjawabnya dalam salah satu ayat al-Qur’an :
......... وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ -١٥٦-
......... dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku Tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”(QS al-A’raf 156)
Kesimpulan dari penggalan ayat diatas adalah, rahmat Allah akan diberikan kepada 3 golongan, yaitu:
a. Orang yang bertaqwa
b. Pemberi zakat
c. Iman kepada ayat ayat Allah
Tulisan selanjutnya akan bersambung dengan keterangan 3 golongan diatas..in syaa Allahu ta’aala.........
wallahul musta’an
Ust. Anang Wahid Cahyono, Lc. M.H.I.
- Alumni Al Azhar Cairo - Mesir
- Direktur MBS Trenggalek
- Wakil Ketua PDM Trenggalek
- Dosen Syari'ah IAIN Tulungagung
COMMENTS