![]() |
Pengajian Kemerdekaan Ke-80 Republik Indonesia di MBS Trenggalek/ foto: Agung |
MBSMU.com – Suasana khidmat terasa di Masjid Baitul Arqom Kampus Putra Muhammadiyah Boarding School (MBS) Trenggalek pada Kamis (28/08/2025). Ratusan santri mengikuti kajian istimewa dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang disampaikan langsung oleh Direktur MBS Trenggalek, Ustadz Anang Wahid Cahyono, Lc., M.Hi.
Dalam rangka memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Direktur Muhammadiyah Boarding School (MBS) Trenggalek, Ustadz Anang Wahid Cahyono, Lc., M.Hi., memberikan kajian kepada santri pada hari Kamis (28/08/2025) di Masjid Baitul Arqom MBS Trenggalek Kampus Putra.
Dalam kajiannya, Ustadz Anang mengawali dengan mengajak para santriwan maupun santriwati MBS Trenggalek untuk menebak pada tanggal berapa, bulan apa, dan tahun berapa Kemerdekaan Republik Indonesia menurut kalender Hijriyah. Kemudian beliau memberi tahu bahwa Republik Indonesia merdeka pada 9 Ramadhan 1367 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945 Masehi.
Kemudian beliau menjelaskan tentang Hakikat Kemerdekaan, bahwasanya hakikat kemerdekaan adalah ketika bisa merasakan belajar dengan tenang, bisa beribadah dengan nyaman, dan menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya. “Alhamdulilah kalian bisa belajar dengan tenang, kalian bisa beribadah dengan nyaman, bisa menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Itulah hakikat kemerdekaan.” jelasnya.
Ustadz Anang kemudian menceritakan tentang Bung Tomo yang berperang hanya bersenjatakan bambu runcing. “Bung Tomo itu senjatanya cuma bambu runcing, tetapi bisa mengalahkan pasukan sekutu yang senjatanya meriam. Mereka punya persenjataan yang lengkap, punya bom, dan punya pesawat, tetapi mereka kalah dengan bambu runcing.” ujar beliau.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Anang menjelaskan bahwasanya kita sudah merdeka akan tetapi kita belum merdeka 100%, yaitu 5F yakni Fikrah, Fashion, Food, Fun, dan yang terakhir adalah Finance.
Dalam kajian tersebut yang dibahas F pertama adalah Fikrah yaitu pemikiran. “Secara pemikiran, kita masih terjajah karna pemikiran kita masih merasa kecil. Jadi pemikiran kita harus positif, harus kuat, dan harus menang. Karena kalau Indonesia berpikiran kecil dan lemah maka tidak akan pernah berjaya Indonesia.” jelasnya.
Dilanjutkan dengan F yang kedua yaitu Fashion atau cara berpakaian, kemudian dilanjut dengan F yang ketiga yaitu Food atau makanan, F yang keempat adalah Fun atau hiburan, F yang terakhir adalah Finance atau finansial.
Kajian tersebut ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin langsung oleh Direktur MBS Trenggalek. [Tim Redaksi]
COMMENTS